Kasus Kuda Tomprok Berujung Maut, Polisi: Tak Ada Unsur Sengaja

SMP NEGERI 7 KOTA BEKASI, Senin (20/11). Foto: Dokumentasi Bekasi24jam.com

Kasus Kuda Tomprok Berujung Maut, Polisi: Tak Ada Unsur Sengaja, simak selengkapnya…

Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Jupriono mengatakan, rekonstruksi kasus kuda tomprok berujung maut di SMP Negeri 7 Kota Bekasi telah dilakukan. Hasilnya, dalam kasus Muhammad Alfiansyah siswa SMPN 7 Kota Bekasi meninggal dunia, pasca bermain Kuda Tomprok itu tidak ditemukan unsur kesengajaan.

Read More
Scroll to continue reading
Scroll to continue reading

Jupriono menyebut, adapun hal itu diketahui. Selepas Polsek Bekasi Selatan, Pada Senin (20/11) kemarin melakukan rekonstruksi dilokasi kejadian.

“Dari hasil penyelidikan kita, tidak kita temukan unsur kesengajaan maupun unsur kelalaian dari temannya ini. Sehingga kesimpulan kami, peristiwa yang terjadi di SMPN 7 Kota Bekasi ini bukan merupakan peristiwa tindak pidana. Sehingga setelah kita lakukan gelar perkara kita hentikan penyelidikan,” ucap dia kepada wartawan di Mapolsek Bekasi Selatan, Senin Sore.

Ia menyatakan, dari hasil penyelidikan. Ada sebanyak 12 orang yang telah dilakukan pemeriksaan oleh pihak kepolisian untuk mengetahui ihwal dari kejadian yang telah terjadi.

“Hasil penyelidikan kita, ada 12 orang yang telah kami lakukan pemeriksaan. 12 orang itu termasuk korban, dengan 11 orang merupakan rekan sekelas korban dan 1 korban saat sedang bermain Kuda Tomprok,” ungkapnya

Disampaikan Jupriono lebih jauh, pada saat permainan tersebut, korban diketahui sedang berada diposisi urutan ketiga. Dan tidak dinaiki oleh temannya.

“Tetapi, karena permainan ini ada melibatkan 12 orang. dengan dibagi 2 grup, 6 orang yang jongkok atau posisi nya seperti kuda dan 6 orang itu bagian yang naik. dan ini sudah sesi kedua dilaksanakan,” tuturnya.

Baca Juga :   Viral, Dua Pria di Karangbahagia Bekasi Dikeroyok Warga, Sukurin

Selain itu, kata dia menurut informasi yang petugas dapatkan dari pihak keluarga korban. Korban diketahui pada saat berangkat sekolah juga sedang dalam kondisi yang tidak fit.

“Informasi yang kita dapatkan dari keluarga, sebenarnya korban itu sebelum berangkat (ke sekolah) sudah mengeluh sakit dan awalnya tidak mau berangkat sekolah. Tetapi, karena keinginan keluarganya supaya dia (korban) tetap berangkat ke sekolah, akhirnya yang bersangkutan tetap berangkat,” pungkasnya.

 

 

 

 

 

Related posts