Warga Padurenan Terpaksa Mengungsi Gegara Air Tanah Kering

Kekeringan. Foto: Istimewa

Warga Terpaksa Padurenan Mengungsi Gegara Sumur Air Tanah Kering, simak selengkapnya…

Dampak musim kemarau yang terjadi di Kota Bekasi, rupanya turut dikeluhkan oleh Salsa (21) Warga Kelurahan Padurenan, Kecamatan Mustikajaya yang mesti rela membeli kebutuhan air dengan menggunakan air galon untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Warga Padurenan terpaksa mengungsi gegara bencana tersebut.

Read More
Scroll to continue reading
Scroll to continue reading

Ia menjelaskan, adapun kondisi tersebut dialaminya, dikarenakan kondisi sumur air tanah di kediamannya sudah tergolong kering.

“Airnya sudah nggak keluar hampir seminggu lebih, Selama engga ada air, yaudah jadinya pake air galon aja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehari bisa beli lima galon, paling banyak 10 galon air,” ucap dia saat dikonfirmasi, Jumat (20/10/2023).

Salsa mengatakan, kekeringan tersebut turut merepotkan dirinya, karena, dari sulitnya air yang dirasakan, baik segala aktivitas yang menggunakan air dalam kehidupan sehari-hari amat terdampak.

“Kalau kesulitan, jelas dirasakan. Apalagi sehari-sehari kita memang butuh air buat beraktivitas, karena ngga ada air ini, jadi engga bisa nyuci, masak, jadi menumpuk semua cuciannya. Buat sekedar mandi pun jadi sulit,” keluhnya.

Terlebih, kata dia turut memaksa ia bersama keluarga mengungsi ke rumah saudaranya yang berada di Dukuh Zamrud, Mustikajaya guna bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

“Karena ini engga berkesudahan (kondisi air udah kering), Jadinya keluarga lebih memilih ngungsi,” sambungnya.

Selain itu, menurut informasi yang didapatkannya. Warga sekitar yang bertempat tinggal dikediamannya juga mau tidak mau, sudah ada yang melakukan pendalaman kembali terhadap sumur air tanah dengan cara pengeboran.

Baca Juga :   Siap-siap! Fazzio Brodie dan Fazzio Bestie Bakal Mampir ke Tempat Nongkrong Kamu

“Disini jadi warganya mau engga mau pake air sumur terus bor lagi, biaya ngebor kan mahal. Perkiraan 20 meter itu bisa makan biaya sekitar Rp 8,5 Juta, bisa lebih malah tergantung tukangnya,” kata dia.

Oleh sebab itu, pihaknya berharap kepada Pemerintah Daerah segera membantu masyarakat yang telah mengalami dampak kekeringan dimasa musim kemarau.

“Semoga Pemkot Bekasi bisa bantulah masyarakat yang mengalami kesulitan air, Karena aktivitas jadi terhambat, susah deh kalau sudah ngga ada air gini,” pungkasnya

Sementara, Penjabat (Pj) Wali Kota Bekasi Raden Gani Muhammad menerangkan, bahwa dampak cuaca panas yang terjadi di Kota Bekasi, imbas fenomena El Nino juga mengakibatkan kondisi air diwilayahnya sedikit mengalami gangguan pada distribusi air.

“Memang dampak kekeringan El Nino sudah kita rasakan begitu menyengat, tetapi kalau untuk situasi kondisi terkait dengan air minum. Jadi yang memang menggunakan sanyo udah mulai terasa, Ya meskipun masih ada, walau kecil,” bebernya.

Kemudian, kata dia adapun masyarakat yang menggunakan layanan PDAM. Pihaknya, menyebut secara distribusi air masih tergolong bergantian, karena situasi penggunaan air yang terbatas.

“Kita akui masih ada beberapa gangguan, karena memang sumber airnya yang sulit. Jadi berebut semua seluruh wilayah ini, tetapi alhamdulilah hingga saat ini masih terkelola dengan baik,” katanya.

Selanjutnya, dalam upaya membantu masyarakat yang terdampak kekeringan. Pemerintah Daerah juga sudah menyiapkan opsi mobil tangki air berkapasitas 5 ribu liter untuk mendistribusikan air kepada masyarakat.

“Tetep kita optimalkan sumber daya yang ada di kita, misalkan kita meminta bantuan mobil tangki air, pipa mobile ke Kementerian PU itu untuk kita berikan. Jangan sampai masyarakat merasakan beban, tapi pemerintah terus berupaya,” pungkasnya.

Baca Juga :   Gold Mart Berikan Diskon 50 % Hingga Logam Mulia Untuk Warga Bekasi

 

 

 

 

Related posts